|
Linux |
Di Indonesia maupun di luar negeri, cukup banyak pengguna PC yang muak dengan suatu sistem operasi buatan Redmond Washington USA. Berbagai error, virus, warm dan fitur-fitur yang menimbulkan masalah (lamban, suka hang dan makan banyak memori) selalu membuat kesal para pengguna komputer ini. Saking marahnya, ada beberapa orang sudah minggat ke sistem lain seperti Linux atau Mac OS.
Di dunia bisnis, cukup banyak perusahaan internasional yang sudah pindah ke Linux. Di Indonesia pun. sudah ada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menggunakan Linux Mandrake untuk keperluan sehari-hari. Program-program word processing, spreadsheet dan internet sudah ada di Linux dan filenya cukup kompatibel untuk di-share ke sistem operasi lainnya. Belum lagi biayanya, yang hampir gratis!
Tapi untuk beberapa gamer maniac, mereka belum bisa pindah ke Linux 100 persen hanya karena satu hal: game PC. Jumlah game di Linux belum bisa dibandingkan dengan yang tersedia di Windows. Para game developer hanya akan membuat aplikasi untuk pasar yang sudah pasti. Kalau dilihat saat ini, sistem Microsoft Windows memang digunakan pada mayoritas komputer desktop di dunia.
Game-game tidak lagi seperti Pong atau Space Invaders yang kuno, tapi aplikasi dengan complete immersive environment yang betul-betul menangkap perhatian pemain. Game seperti Grand Theft Auto, Ragnarok dan HalfUfe: Counter-Strike memberikan detil dan cerita luar biasa yang bisa menyediakan nuansa petualangan secara langsung kepada user. Siapa yang tidak mau menikmati permainan seperti ini?
Sayangnya, game yang ada saat ini memerlukan prosesor tinggi, memori besar dan video card tercanggih. Dan sistem operasi minimum Windows 98 yang stabil.
Tapi sekarang Linuxers bisa bergembira! Transgaming Technologies (www.transgaming.com), perusahaan IT Canada, telah lama merilis WineX. sebuah aplikasi untuk menjalankan program-program Windows di Linux. Berdasarkan perangkat lunak open source WINE (www.winehq.org). WineX khusus dibuat untuk memainkan berbagai macam game PC, lengkap dengan keterangan untuk instalasi dan memainkan.
Perlu diingat. WineX tidak gratis, tapi memerlukan sumbangan “wajib" 5 dolar AS per bulan (minimum 3 bulan). Bagi pengguna Linux rang tidak bisa (atau tidak mau) memhayar untuk aplikasi software berdasarkan open source, mereka bisa mendownload source code dan mengkompilasi sendiri programnya. Hanya saja, bagian kode proprietary dari Transgaming tidak disertakan. Ini membuat para Linux hacker kewalahan untuk menjalankan game mereka.
Versi terakhir. WineX 3.3. sudah bisa menjalankan Grand Theft Auto: Vice City. Need For Speed: Underground. Call of Duty dan game haru lainnya. Biarpun begitu, kadang-kadang masih ada beberapa masalah pada saat instalasi atau permainan. Transgaming telah membuat daftar game yang kompatible dengan aplikasi mereka dengan halaman troubeshooting untuk menjalankan program game.
Masalah-masalah kecil seperti inilah yang masih harus ditanggulangi. Memang untuk sementara kita belum bisa menjalankan semua game Windows dengan sempurna, tapi apa yang di kerjakan oleh Transgaming serta CodeWeavers (www.codeweavers.com) dengan program CrossOver Office-nya merupakan bukti sejauh mana aplikasi Windows untuk Linux telah berkembang.
Sebelumnya, untuk menjalankan program solitaire Windows di Linux saja susahnya minta ampun. Namun sekarang, bahkan memainkan program game 3D yang memerlukan API (Application Programming Interfaces) khusus sudah bisa diakali. Malahan aplikasi Transgaming memberikan para pengembang game suatu teknologi untuk dengan cepat memindah game mereka ke system platform lainnya, seperti Mac OS X atau Linux. The Sims dari Electronic Arts telah di-port ke Mac OS X dari versi PC hanya dalam delapan minggu!
Mungkin di masa depan kita bisa memainkan game apapun pada platform manapun. Ini akan memberikan user berbagai pilihan dan kesempatan untuk pengembang hardware dan software untuk menangkap pasar game yang lebih besar.
Di masa depan. Transgaming bisa saja menjalankan hampir semua program game Windows di Linux dengan cepat dan sempurna, menghilangkan alasan kita untuk dual-boot Linux/Windows.